PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto melakukan pembekalan calon menteri dengan mendatangkan pakar politik dan konglomerat dari Amerika Serikat (AS), pakar ekonomi dari Korsel, dan dua pakar media dari asing.
Merespons itu, peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli, menyebut kepakaran juga banyak yang ahlinya di Indonesia.
“Namun kepakaran tersebut ternyata juga ada banyak yg ahlinya di Indonesia, tidak elok juga. Siapa lagi yang mau memberikan kesempatan dan mengakui jika bukan kita sendiri sebagai sesama anak bangsa tidak elok juga,” ujar Lili kepada Media Indonesia, Rabu (16/10).
“Siapa lagi yang mau memberikan kesempatan dan mengakui jika bukan kita sendiri sebagai sesama anak bangsa,” tambahnya.
Lili menerangkan sejatinya tidak ada masalah bila mendatangkan pakar dari luar negeri tersebut jika kepakaran yang dibutuhkan tidak ada ahlinya di Indonesia.
Menurutnya, Indonesia memang tidak boleh menutup diri, harus terbuka dengan ide-ide dan gagasan dari pakar luar jika tujuan untuk menyerap ilmunya bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Kita berfikiran positif aja dengan diundangnya para pakar luar negeri tersebut untuk berbagi pengalaman dan ilmunya,” tandas Lili. (J-2)