KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Agung, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, terus meluas. Imbasnya, 145 hektare lahan hangus terbakar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali dan BPBD Karangasem terus melakukan pemantauan terhadap titik api dan lahan yang ludes dilahap api di sepanjang lereng Gunung Agung. Kebakaran ini terjadi sejak Minggu (13/10) lalu dan belum berhasil dipadamkan.
Kepala BPBD Bali Made Rentin menjelaskan, petugas gabungan terus melakukan pemantauan terhadap titik api di Lereng Gunung Agung. "Ada beberapa lokasi yang dijadikan titik pemantauan sebab petugas tidak bisa menjangkau lokasi karena kondisi topografi yang terjal dan curam, sehingga sama sekali tidak bisa dijangkau dengan tenaga manusia," ujarnya, Jumat (18/10).
Menurut Rentin, tim gabungan melakukan pemantauan titik api dari Dusun Puregai, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Dari lokasi ini titik api tidak terlihat karena tertutup kabut.
Lokasi pemantauan selanjutnya yaitu di Dusun Pengalusan, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Dari lokasi ini titik api dapat terpantau dan menyebar di sisi barat lereng Gunung Agung mengarah ke selatan. Hasil pemantauan kebakaran dari Pos 1 Gunung Agung terlihat titik api cukup banyak. Namun, upaya pemadaman sulit dilakukan karena lokasi titik api yang jauh dan medan terhalang sungai kering dan jurang lebar nan terjal.
Vegetasi yang terbakar yaitu hutan alam jenis pohon cemara, seming, dan semak belukar. Luas area yang terbakar di hutan lindung Munduk, Banjar Pengubengan, Desa Besakih sekitar 120 hektare.
Luas area yang terbakar di hutan lindung Munduk, Banjar Pengalusan, Desa Ban sekitar 25 hektare. Sehingga total keseluruhan area yang terbakar di hutan lindung Gunung Agung sekitar 145 hektare. Lokasi titik api masih jauh dari pemukiman warga. (OL/J-3)