SEBAGAI salah satu universitas yang aktif mengikuti UI GreenMetric World University Rankings di tingkat nasional pada tahun 2023, Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) kembali memperlihatkan komitmen nyata terhadap lingkungan yang berkelanjutan. Kampus ini turut mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Pada pekan lalu,UKRIDA menggelar Kuliah Umum Tujuh Puluh Menit (Kultum) bertemakan Environmental Sustainability, Climate Change, & Net Zero Emission. Kuliah ini menghadirkan Diaz Hendropriyono, Staf Khusus Presiden RI, yang mengupas isu penting terkait perubahan iklim dan emisi karbon di Auditorium Kampus UKRIDA, Jakarta.
Melalui keterangannya hari ini, Dr. Theresia Citraningtyas, MWH., Ph.D., Sp.KJ., Wakil Rektor Bidang Mahasiswa, Alumni, Kerja sama, dan Kewirausahaan UKRIDA, mengutarakan pihaknya memiliki perhatian khusus terhadap isu keberlanjutan.
Baca juga : Bukti Nyata Lestarikan Lingkungan, PHR Serahkan Ekoriparian Patra Lancang Kuning dan Taman Kehati ke Unilak
"Kampus ini dikenal sebagai institusi dengan nilai sustainability yang tinggi. Maka, kehadiran Stafsus Presiden Diaz Hendropriyono sangat diapresiasi karena topik yang dibawakan sangat relevan khususnya bagi Ukridian," ujarnya.
Citraningtyas menggunakan analogi Titanic untuk menggambarkan situasi bumi saat ini. “Manusia terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sementara bumi, layaknya Titanic, sedang menghadapi ancaman besar yang tak disadari," tukasnya.
Pada paparannya, Diaz menggarisbawahi pentingnya keterlibatan semua pihak dalam berinovasi untuk mewujudkan net-zero emission. Ia menyoroti konsumsi manusia yang berlebihan akan makanan, tempat tinggal, pakaian, dan transportasi, serta masifnya penggunaan bahan bakar fosil. Eksploitasi ini memicu peningkatan emisi, menipisnya atmosfer, dan memperparah perubahan iklim global.
Baca juga : PPI Unas Menangkan Hibah John Templeton Foundation
Diaz Hendropriyono yang telah terlibat dalam berbagai pengembangan kebijakan lingkungan di Indonesia, menyampaikan bahwa "keserakahan" manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam disebut sebagai Dangerous Human. Pihak-pihak tersebut merupakan penyebab utama dari meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan perubahan iklim yang ekstrem.
Sebab itu, perlunya berbagai inovasi dan peningkatan prioritas riset Indonesia dalam teknologi yang berkaitan dengan lingkungan, terutama dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satu dari berbagai inovasi yang telah ia lakukan adalah memberikan pendampingan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)/Ecopreneur seluruh Indonesia untuk memproduksi barang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Ia menyampaikan edukasi dan kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup di kalangan masyarakat merupakan langkah yang penting. Dunia akademik, khususnya lingkungan kampus perlu berperan aktif dalam menciptakan inovasi-inovasi yang menekankan pentingnya keberlanjutan.
Baca juga : Ikuti M Bloc Design Week 2024, Untar Hadirkan Karya Inovatif, Ramah Lingkungan
UKRIDA aktif menerapkan berbagai inisiatif berkelanjutan untuk menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik dengan menggantinya melalui pemakaian tumbler serta menyediakan stasiun pengisian air ulang yang tersebar di seluruh area kampus.
Kampus juga melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos, membangun lubang biopori, dan memasang lampu LED hemat energi di setiap ruangan. Selain itu, UKRIDA turut berperan dalam penghijauan di sekitar kampus, termasuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Flyover Kebon Jeruk dan Taman Kreasi di tengah kota Jakarta.
Mengakhiri kuliah tamunya, Diaz Hendropriyono mengajak mahasiswa untuk lebih kritis dalam menyikapi isu perubahan iklim. "Apakah kita memilih untuk mengurangi emisi dan mencapai net-zero emission, atau menyerah pada keserakahan dan menuju zero ecological mission?" tukasnya mengajak renungan secara bersama sama hadapi perubahan iklim.
Baca juga : Komitmen Kampus Berkelanjutan Hadir lewat Ruang Terbuka Hijau
Mahasiswa yang hadir, seperti Jonathan Christ dari Program Studi Teknik Sipil, menilai kuliah tamu kali ini telah memberikan wawasan berharga serta menambah kesadaran dirinya sebagai anak muda akan bahayanya perubahan iklim yang mengancam dunia khususnya Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Zqlly Melanesia Papuana Kareth mahasiswa Program Studi Kedokteran menyampaikan kuliah umum yang dibawakan merupakan topik yang sangat menarik. Menurutnya, mahasiswa dan anak muda penting untuk paham faktor dan dampak penyebab perubahan iklim. Ia berharap kedepannya perubahan iklim yang sangat ekstrem bisa segera tertolong dengan adanya inovasi- inovasi yang mengurangi dampak efek rumah kaca.
Salah satu mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam kuliah tamu tersebut yaitu Gerald Grady, mahasiswa Program Studi Teknik Industri, juga memberikan tanggapannya, “Kuliah umum yang diberikan oleh pembicara sangat menarik. Pembicara menjelaskan berbagai aspek penyebab climate change dan global warming. Subtopik yang menurut saya paling menarik adalah isu energi. Listrik dapat diambil dari banyak sumber seperti batu bara dan minyak tanah, tetapi sumber-sumber tersebut memberikan banyak sekali dampak negatif. Saya menjadi lebih paham tentang berbagai langkah praktis yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengurangi perubahan iklim dunia.”
Sebagai Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono tidak hanya berbagi wawasan mengenai isu-isu lingkungan, juga mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan. Sebagai universitas yang mengusung motto Lead to Impact, UKRIDA berkomitmen mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga menjadi agen perubahan yang peduli terhadap keberlanjutan bumi. (H-2).