1 week ago
3
Cagub Jakarta 2024, Ridwan Kamil, kembali melakukan safari politiknya ke sejumlah organisasi keagamaan di Jakarta, salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta Islamic Centre (JIC), Jakarta Utara, Selasa (8/10).
Ridwan Kamil langsung disambut Ketua MUI Jakarta, K.H Muhammad Faiz dan perwakilan Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam begitu tiba di lokasi.
Setelah berdiskusi sekitar dua jam, RK mengaku menerima banyak curhatan dari pelbagai masalah yang dialami masyarakat Jakarta. Mulai di bidang kesehatan, lingkungan, keumatan hingga anggaran.
“Hari ini di Jakarta Islamic Centre (JIC) saya diterima dengan baik oleh pimpinan MUI dan seluruh perwakilan ormas-ormas Islam. Selama dua jam saya lebih banyak mendengar ya permasalahan-permasalahan yang terbahas tentang curhatan warga di bidang kesehatan, di bidang lingkungan, keumatan, kemudian administrasi, anggaran, dan lain sebagainya,” kata RK.
Eks Gubernur Jawa Barat ini berjanji masukan yang diberikan ini akan diselesaikan jika dirinya dan Suswono diberi amanah memimpin Jakarta.
“Jadi mayoritas adalah sebuah situasi yang akan dijadikan bahan jika setengahnya masalah tentu kita bereskan, jika setengahnya aspirasi juga kita akan wujudkan sambil saya memohon doa,” kata RK yang akrab dipanggil Emil.
Sedangkan Ketua MUI Jakarta, K.H Muhammad Faiz mengatakan, selama diskusi dirinya dan Emil banyak berbicara dari hati ke hati mengenai kemaslahatan umat. Dia menegaskanm MUI tidak memihak paslon tertentu di Jakarta.
“Alhamdulillah tadi beliau memberikan waktu yang sangat luas hampir dua jam kami bertemu berbicara dari hati ke hati untuk kemaslahatan umat ke depan karena Majelis Ulama Indonesia itu bukan lembaga politik, tidak terikat dengan mendukung secara personal,” kata K.H Muhammad Faiz.
K.H Faiz berharap setelah kunjungan ini, pasangan Ridwan Kamil dan Suswono (Rido), dapat mewujudkan keseimbangan lahir dan batin di Jakarta. Sebagaimana lirik lagu Indonesia Raya, ‘Bangunlah Jiwanya, bangunlah badannya’.
“Keseimbangan lahir dan batinnya itu penting agar Jakarta nanti tidak seperti rumah sakit. Boleh jadi bangunannya bagus tetapi isinya adalah orang sakit,” tutup K.H Faiz.
