BI menilai, jika potensi sumber daya perikanan yang dimiliki Provinsi Sulut sangat besar, sehingga menjadi hal yang sangat baik dalam menunjang kinerja perekonomian.
Kepala BI Perwakilan Sulut, Andry Prasmuko, menyebutkan jika potensi itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin, walaupun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi terkait dengan perkembangan hilirisasi perikanan tersebut.
Dijelaskan, untuk tantangan dari sisi hulu adalah fluktuasi ketersediaan bahan baku, di mana menurutnya saat ini masih belum terintegrasi antara perusahaan penangkapan dan pengolahan ikan.
Selain itu, ada juga kendala terkait persediaan bahan baku yang masih dipengaruhi kondisi musim, termasuk kendala ketersediaan bahan bakar yang digunakan untuk melaut.
"Ketersediaan armada perikanan juga masih berupa kapal kecil," ujarnya.
Sementara dari sisi hilir, menurut Andry, kendala bea masuk yang tinggi untuk ekspor perikanan ke pasar Eropa, masih menjadi kendala. Diakuinya, saat ini ekspor masih kalah dari negara tetangga yang memiliki ekspor yang sama.
"Di sini perlu peran pemerintah untuk mendukung percepatan penyelesaian kerja sama perdagangan antara Eropa dan Indonesia, sehingga produk ekspor kita bisa lebih kompetitif," ujar Andry kembali.