Hadis adalah salah satu sumber hukum Islam. Terlebih, para imam muhadditsin tidak sembarangan menuliskan hadis. Seperti pertanyaan mengapa para imam muhadditsin menyeleksi hadits-hadits shahih dalam Kitab Kutubus Sittah?
Terlebih, bukanlah perkara mudah untuk menyeleksi hadis-hadis yang memang benar langsung dari Nabi Muhammad saw. dan para sahabat. Hal inilah yang membuat Kitab Kutubus Sittah menjadi rujukan umat Islam di seluruh dunia.
Mengapa Para Imam Muhadditsin Menyeleksi Hadits-Hadits Shahih dalam Kitab Kutubus Sittah
Sebelum memahami alasan mengapa para imam muhadditsin menyeleksi hadits-hadits shahih dalam kitab kutubus sittah, sebenarnya apa yang dimaksud imam muhadditsin dan kitab kutubus sittah?
Secara bahasa, muhadditsin adalah ism jama’ dari kata al-muhaddits yang artinya adalah orang-orang yang tahu tentang hadis baik dari sisi sanad (orang-orang yang menjadi jalan sampai Nabi Muhammad saw. atau sahabat) maupun matan (isi hadis yang berkaitan dengan Nabi Muhammad saw.) dan berkaitan dengan periwayatanannya.
Sedangkan dikutip dari buku Al-Kutub As-Sittah: Karakteristik, Metode, dan Sistematika Penulisannya oleh Umma Farida (2011) Kitab Kutubus Sittah adalah kumpulan kitab-kitab hadis yang disusun oleh ulama hadis besar dan menjadi rujukan utama umat muslim merujuk perkataan atau perilaku Nabi Muhammad saw.
Kutubus Sittah sendiri terdiri dari enam buku hadis, yakni:
Adapun alasan para imam muhadditsin menyeleksi hadits shahih dalam Kitab Kutubus Sittah yakni untuk menyeleksi dan menentukan kualitas hadis. Selain itu, untuk mengetahui kekuatan dan kekurangan hadis.
Kemudian, hadis-hadis tersebut digolongkan menjadi beberapa bagian, yakni:
Hadis shahih adalah hadis yang sanadnya bersambung dari permulaan hingga akhir yang disampaikan oleh orang adil, memiliki kemampuan menghafal sempurna, tidak ada perselisihan dengan perawi hadis yang lebih terpercaya lainnya, dan tidak ada kecacatan.
Hadis hasan merupakan hadis bersambung sanadnya,diriwayatkan oleh perawi yang adil, namun memiliki tingkat kekuatan daya hafalnya rendah, tidak rancu, dan tidak cacat.
Hadis dha’if adalah hadis yang di dalamnya terdapat periwayat pendusta atau tertuduh dusta, banyak membuat kekeliruan, suka pelupa, suka maksiat dan fasik, banyak angan-angan, menyalahi periwayat kepercayaan, periwayatnya tidak dikenal, penganut bid'ah dan tidak baik hafalannya.
Hadis maudhu’ adalah hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad