2 hours ago
2
Banyak UMKM lokal Jogja yang menembus pasar global, dan hal itu tidak lepas dari dukungan platform SiBakul, program dari Dinas Koperasi dan UMKM DIY. Platform ini membantu UMKM di Jogja dalam memasarkan produk mereka ke berbagai wilayah, serta meningkatkan kesadaran merek (brand awareness) melalui pameran dan katalog digital.
Salah satu contohnya adalah Weeka, UMKM asal Pleret, Bantul, yang produk wedang uwuhnya telah menembus pasar internasional seperti Rusia, Tiongkok, Belanda, Arab Saudi, dan Amerika Serikat, dengan omzet mencapai Rp 120 juta per bulan.
Pemilik Weeka, Ragil Suryo Pranoto, menjelaskan bahwa produknya memiliki keunikan tersendiri dibandingkan wedang uwuh lainnya. Hal inilah yang membuat mereka mampu bersaing di pasar internasional.
“Produk wedang uwuh kami memiliki perbedaan dengan yang lain. Rasa rempah-rempahnya tidak terasa seret di tenggorokan, yang biasanya menjadi keluhan utama ketika mengonsumsi wedang uwuh. Selain itu, kami memastikan pengendalian kualitas yang ketat dari awal hingga akhir proses produksi,” kata Ragil saat diwawancarai oleh Pandangan Jogja, Rabu (16/10).
Weeka menawarkan lima varian produk, yaitu wedang uwuh original, kunyit asem original, telang original, wedang uwuh celup, teh sereh celup, dan telang celup. Dengan kualitas yang konsisten dan inovasi dalam penyajian produk, Weeka dapat memenuhi kebutuhan pasar internasional.
Selain memanfaatkan platform SiBakul, produk Weeka juga tersedia di berbagai marketplace online. Harga satu paket wedang uwuh mulai dari Rp 20 ribu dengan isi 10 sachet, dan masa simpan produk dapat mencapai 10-12 bulan.
Weeka adalah bukti bahwa UMKM lokal dapat berkembang pesat di pasar global, berkat dukungan teknologi dan promosi yang tepat melalui platform seperti SiBakul.
