Bank Indonesia terus berupaya menstabilkan rupiah agar tidak bergantung dengan Dolar AS. Salah satu upayanya yaitu itu dengan mensosialisasikan program Local Currency Trade (LCT).
LCT atau transaksi perdagangan dengan mata uang lokal Ini adalah mekanisme yang memungkinkan negara-negara untuk melakukan transaksi perdagangan dan investasi dengan menggunakan mata uang lokal antar negara. Tanpa harus bergantung sepenuhnya pada dolar AS sebagai mata uang perantara.
Deputi Senior Bank Indonesia Desi Damayanti mencatat nilai transaksi LCT per September 2024 sebesar 1,3 miliar USD atau sekitar Rp 20,1 triliun (kurs Rp 15.510). Angka tersebut naik signifikan 123 persen secara year on year (yoy) dibanding September 2023.
"[Untuk] year to date Januari-September 2024 itu mencapai USD 7,1 miliar itu naik 57 persen [yoy]," kata dia saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, di Jakarta Pusat, Rabu (16/10).
Desi menyampaikan saat ini sudah ada 4 negara yang tergabung dalam transaksi LCT. Beberapa waktu lagi Korea Selatan di sebut akan bergabung untuk ikut dalam transaksi LCT.
Sementara itu, dari sisi jumlah pelaku yang transaksi LCT sebanyak 6.120. "Pelaku kita udah liat ekonomi Tiongkok [kembali] normal dengan tiongkok 53 persen transaksi," kata Desi.
Desi menegaskan transaksi LCT ini menjadi salah satu diversifikasi perdagangan internasional dan investasi agar tidak hanya bergantung pada Dolar AS.
"Transaksi Tiongkok dan kita mereka mendominasi transaksi LCT segala effott kita lakukan menjaga stabilitas rupiah," tandas dia.