Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengungkapkan kebutuhan harian bahan baku untuk program makan bergizi gratis, yakni 500 liter susu sapi hingga 82 juta butir telur ayam. Dia memastikan kebutuhan itu akan dipenuhi seluruhnya di dalam negeri.
Dadan mengatakan, total anggaran harian makan bergizi gratis mencapai Rp 800 miliar ketika program ini berjalan penuh menyasar 82,9 juta penerima. Dari anggaran tersebut, 85 persen dialokasikan untuk membeli bahan baku atau produk pertanian.
"85 persen dari uang yang di-spending untuk intervensi itu untuk membeli produk-produk pertanian. Untuk membeli bahan-bahan, karena kami masak setiap hari, kemudian kami deliver ke anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui untuk dimakan setiap hari," katanya saat BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/10).
Dadan memaparkan, uang itu akan berputar di dalam negeri, khususnya pedesaan yang memasok bahan baku untuk program makan bergizi gratis. Pasalnya, pemerintah mengutamakan peran koperasi dan BUMDes.
Dia melanjutkan, pihaknya sudah melakukan percontohan atau uji coba program makan bergizi gratis selama kurang lebih 9 bulan. Program ini akan dijalankan melalui satuan pelayanan yang melayani sekitar 3.000 anak.
"Setiap hari itu dibutuhkan 200 kg beras, 350 kg ayam, atau 3.000 telur, dan juga 350 kg sayur. Butuh juga susu 500 liter sekali. Jadi ini jumlah yang sangat besar," ungkap Dadan.
Badan Gizi Nasional baru akan menjalankan 5.000 satuan pelayanan mulai tahun depan. Dadan menargetkan, akan ada sekitar 30.000 satuan pelayanan ketika program ini berjalan penuh.
"Itu baru satu satuan pelayanan. Kalau nanti program ini berjalan secara menyeluruh, akan ada kurang lebih 30.000 satuan pelayanan di seluruh Indonesia yang melayani ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah yang mulai dari PAUD, sampai SMA," tuturnya.
Dadan menambahkan, khusus untuk pasokan susu sapi sebanyak 500 liter per hari untuk setiap satu satuan pelayanan, maka dibutuhkan total sapi perah hingga 60 ekor.
"Dibutuhkan dalam satuan pelayanan itu 60 ekor sapi. Kalau dalam satu kecamatan ada lima satuan pelayanan, maka sebetulnya minimal 300 sapi sudah harus ada dalam satu kecamatan," imbuh dia.
Kelebihan Pasokan Telur dan Daging Ayam
Sementara untuk telur ayam, Dadan mengatakan bahwa kebutuhannya yaitu satu butir telur per hari untuk setiap penerima. Dengan begitu, perlu 82 juta butir telur setiap harinya ketika program berjalan penuh. Dia meyakini pasokannya tidak perlu impor, karena terjadi kelebihan produksi di dalam negeri.
"Jadi selama ini Indonesia kelebihan telur 200.000 ton per tahun, kelebihan ayam 600.000 ton, yang itu tidak terserap oleh pasar. Padahal di sisi lain, banyak anak yang kurang gizi," ungkap Dadan.