Calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos, tewas dalam insiden ledakan speedboat yang ditumpanginya di Pulau Taliabu, Malut, pada Sabtu (12/10) pukul 14.05 WIT.
Nyawa Benny tak tertolong setelah menjalani serangkaian tindakan medis akibat luka yang dialaminya.
Benny Laos merupakan pria kelahiran Ternate, Maluku Utara, pada 8 Agustus 1972 atau 52 tahun yang lalu. Benny merupakan anak keenam dari delapan bersaudara.
Dikutip dari biografinya berjudul 'Jalan Hidup Benny Laos (2017)', Benny memulai pendidikannya di SD Raja Kristus. Lulus dari SD Raja Kristus, ia melanjutkan pendidikannya di SMP di bawah naungan yayasan yang sama, SMP Raja Kristus dan lulus pada 1989.
Kemudian, saat memasuki bangku SMA, ia memilih untuk merantau dengan bersekolah di SMA Cor Jesu Malang. Namun, hanya berjalan satu semester, Benny terpaksa harus berhenti sekolah dan pulang ke kampung halamannya.
Berbagai pekerjaan dan bisnis pun digelutinya. Mulai dari bekerja di toko elektronik, bisnis kayu besi, kontraktor, hingga sempat menekuni trading bahan bangunan.
Bahkan, saat memutuskan hijrah ke Manado, Sulawesi Utara, kala kerusuhan pecah di Ternate pada 2001, ia sempat menjalankan bisnis pelayaran hingga bisnis properti. Semua bisnis yang ditekuninya pun berkibar dengan nama "Bela Group". Nama 'Bela' itu bermakna Benny Laos.
Kendati sempat mengalami putus sekolah, Benny tetap bersemangat mengambil paket C di Manado. Hingga akhirnya, ia berhasil menggenggam ijazah SMA.
Pada tahun 2009, Benny akhirnya melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Universitas Sam Ratulangi, Manado. Ia berhasil mengenyam gelar sarjana pada 2016.
Ia juga sempat tercatat aktif di berbagai organisasi. Mulai dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Ikatan Motor Indonesia (IMI), serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Malut dan KADIN Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Real Estate Indonesia (REI).
Aktif berkecimpung di berbagai organisasi, mendorong dirinya juga terjun di dunia politik.
Kariernya di dunia politik yakni sebagai politikus Partai Demokrat dan sempat menjabat sebagai Bupati Pulau Morotai 2017–2022. Saat itu, Benny berpasangan dengan Asrun Padoma.
Sebelum menjadi Bupati Pulau Morotai, Benny pernah mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur Maluku Utara 2013–2018. Namun, ia yang berpasangan dengan Syamsir Andili gagal terpilih.
Di Pilkada Malut 2024, ia memutuskan maju sebagai cagub dan berpasangan dengan Sabrin Sehe. Ia didukung oleh koalisi yang terdiri dari PKB, NasDem, Demokrat, PPP, PAN, Partai Gelora, PSI, dan Partai Buruh.