Meskipun bayi identik dengan aroma wangi yang menenangkan, tapi kadang-kadang si kecil juga bisa menguarkan bau yang mengganggu. Nah, orang tua harus pandai membedakan mana bau badan bayi yang normal, dan mana bau yang mengindikasikan masalah kesehatan tertentu.
Bau badan pada bayi sering kali disebabkan oleh panas, debu, lingkungan yang tidak higienis, keringat, dan urine. Bau ini bisa dicegah dengan memandikan si kecil secara teratur, menggunakan pelembap dan skincare lainnya, serta menjaga mereka tetap bersih dan kering.
Namun, ada pula bau yang disebabkan gangguan metabolisme sehingga butuh penanganan lebih lanjut dari sisi medis. Yuk, kenali ragam bau bayi yang dari yang normal hingga yang patut diwaspadai, Moms.
Bau Badan Bayi yang Normal
Dikutip dari laman Mom Junction, ada dua bau badan yang wajar terjadi pada bayi sehingga Anda tak perlu khawatir, yakni:
Bayi yang masih menyusu, baik itu ASI maupun susu formula tentunya akan lebih rentan menguarkan aroma susu yang sedikit asam. Namun, tak perlu khawatir karena aroma ini akan hilang ketika asupan susu si kecil berkurang dan mereka mulai makan makanan padat.
Bau kecut pada bayi sangat berkaitan dengan kebersihan tubuhnya. Jika orang tua jarang membersihkan tubuh si kecil, kotoran dan keringat akan terperangkap di ketiak, leher, atau lipatan kulitnya.
Selain menyebabkan bau tak sedap, kurangnya kebersihan juga dapat menyebabkan iritasi, kemerahan pada kulit, dan infeksi bakteri atau jamur pada si kecil. Jadi, mandikan bayi dengan air hangat secara rutin, ya, Moms.
Bau Badan Bayi yang Tidak Normal
Jika si kecil memiliki bau badan yang aneh dan tidak wajar, bisa jadi itu indikasi adanya masalah kesehatan tertentu. Berikut ini beberapa bau badan yang tidak normal pada bayi.
Bayi yang mengidap sindrom bau ikan akan menguarkan bau amis melalui napas, urine, dan keringatnya. Penyakit ini termasuk kelainan genetik yang disebabkan oleh kekurangan enzim pemecah trimetilamin, sebuah senyawa kimia yang memiliki bau menyengat.
Trimetilamina (TMA) diproduksi usus saat makanan seperti telur atau kacang-kacangan dicerna oleh bakteri kolon. Kemudian TMA berdifusi melalui saluran usus dan menuju hati untuk diubah jadi trimetilamina oksida (TMAO) yang tidak berbau.
Nah, bayi yang mengidap penyakit hati, seperti hepatitis, mungkin akan memiliki masalah bau badan ini. Sebab, hatinya tak dapat mengubah TMA menjadi TMAO.