Komunitas dan Politik Kebudayaan Kota Yogyakarta

1 week ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi Yogyakarta. Foto: Dok. Kemenparekraf RI

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Rasanya bukan kesemberonoan, bukan pula takabur, dan tak berniat untuk meremehkan jika saya menyatakan tanpa ikut campur instansi pemerintah yang mengurusi kehidupan seni budaya, kesenian di Yogyakarta akan tetap jalan. Hal yang sama sesungguhnya terjadi di berbagai kota-daerah.

Pernyataan itu berulang kali saya sampaikan sejak belasan tahun yang lalu di berbagai diskusi di Yogyakarta dan beberapa kota lainnya, berkaitan dengan posisi komunitas seni dalam masyarakat di perkotaan dalam kasus Yogyakarta.

Sesungguhnya, posisi-fungsi komunitas seni sebagai basis sosial kehidupan dan sistem produksi kebudayaan merupakan hal terpenting, seperti yang saya nyatakan pada kata pengantar pembukaan Munas Dewan Kesenian se Indonesia di Jakarta pada November 2023: komunitas sebagai wujud pengelola basis material kebudayaan dalam makna kata kerja.

Yang ingin saya tegaskan, bahwa dengan adanya komunitas dalam berbagai wujudnya seperti sanggar, padepokan, keluarga-keluarga tradisi, grup serta platform yang belakangan bermunculan seperti jamur di musim penghujan di kalangan kaum muda harus lebih diperhatikan sebagai modal sosial dalam merumuskan kebijakan kebudayaan di perkotaan.

Mereka merupakan subjek kebudayaan yang menjadikan suatu kota memiliki progresi ke arah yang lebih dinamik, membuat kota menjadi hidup dalam keragaman nilai kultural.

Tentu peranan Pemkot memiliki kontribusi. Dan kontribusi Pemkot kepada kehidupan seni budaya jika memiliki suatu rancangaan tata ruang dan politik non-birokrasi, sejenis praktik de-birokratisasi dalam kaitannya dengan perizinan dan penggunaan ruang publik.

Dan satu hal terpenting lainnya, jika Pemkot menerapkan praktik transparansi di dalam pengelolaan dana dan anggaran kesenian. Sebab,salah satu praktik umum yang terjadi dalam rencana anggaran, hanya kalangan dekat dengan elite Pemkot yang bisa mengetahuinya. Praktik anggaran yang bersifat subjektif inilah yang sering menciptakan kecurigaan kaum seniman kepada kaum birokrat.

Hal ini juga membawa dampak kepada pemilihan karya, kurasi, jika ada festival, pameran atau acara yang diselenggarakan oleh Pemkot. Dalam konteks itulah, terasa Pemkot Yogyakarta masih lebih baik dibandingkan dengan Pemkot lainnya di Indonesia.

Dalam konteks komunitas seni di perkotaan itu, kita bisa melihat sejarah kehidupan kesenian di Yogyakarta, seperti Sanggar Bumi Tarung, Persada Studi Klub, Sanggarbambu, Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, dan puluhan grup teater, tari dan musik.

Bahkan komunitas yang bukan berasal dari Yogyakarta mendirikan grup seni rupa seperti Jendela, Sanggar Dewata. Dalam konteks kegiatan yang fenomenal seperti ArtJog yang sudah memasuki belasan tahun dan kini menjadi ikon dunia senirupa bukan hanya untuk Indonesia saja tapi juga Asia Tenggara.

Pasti Artjog tak hadir sendiri. Sejarah kehadiran galeri dan komunitas perupa ikut andil memberikan kontribusi. Sementara itu Sastra Bulan Purnama yang secara ajeg perbulan menyelenggarakan acara sastra seperti menjadi kelanjutan sejarah Persada Studi Klub yang telah menggoreskan namanya dalam sejarah sastra di Yogyakarta.

Yang menarik jika kita mengajukan pertanyaan, kenapa pula Yogyakarta bagaikan ibu kandung yang senantiasa melahirkan berbagai komunitas yang menciptakan beragam aktivitas, termasuk di antaranya dunia penerbitan indie yang menjadi ikon budaya baca di Yogyakarta.

Sejarah sosial Yogyakarta yang pernah menjadi ibukota Republik menjadi salah satu faktor penting dalam kaitannya dengan pertumbuhan pemikiran dan aktivitas yang kuat relasinya dengan berbagai organisasi sosial-politik. Lekra yang berideologi Kiri, Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), Lesbumi dan berbagai organisasi lainnya pernah mengisi kehidupan kebudayaan di Yogyakarta.

Dalam konteks itulah perkembangan organisasi dan berbagai komunitas tumbuh seiring dengan arah “ideologi” dan arus pemikiran. Salah satu hal terpenting dari perkembangan itu, di antara arus “ideologis” dalam konteks kebudayaan juga memunculkan kehadiran mereka yang ingin tumbuh berkembang secara lebih independen, “non-ideologis”, dan mengaitkannya dengan sejarah dan tatanan nilai lokal yang bersumber dari Taman Siswa.

Pada sisi perspektif akademis ikut pula memunculkan berbagai komunitas yang berkaitan dengan disiplin teori kajian dalam seni pertunjukan, sastra, seni rupa. Berkaitan dengan hal itu, kita bisa menyatakan bahwa a...

Read Entire Article