Dikutip dari Mom Junction, tubuh perempuan mengalami berbagai perubahan fisiologis selama kehamilan. Perubahan-perubahan ini dapat memicu banyak hal, salah satunya mimisan. Durasi mimisan pun berbeda-beda, bisa dalam hitungan detik maupun menit.
Mimisan saat hamil sebagian besar disebabkan oleh perubahan kadar hormon progesteron dan estrogen. Namun, adanya peningkatan aliran darah melalui saluran hidung juga dapat menjadi faktor penyebabnya.
Dalam kebanyakan kasus, mimisan saat hamil tidak perlu dikhawatirkan dan tidak memerlukan perawatan medis, kok, Moms.
Lantas, Kapan Mimisan Bisa Terjadi Pada Ibu Hamil?
Mimisan saat hamil bisa terjadi kapan saja. Mulai dari trimester pertama hingga saat melahirkan. Selain itu, jumlah dan frekuensi mimisan selama kehamilan bervariasi tergantung pada kondisi kehamilan, riwayat kesehatannya, gaya hidup, dan faktor-faktor lainnya.
Bahkan, Anda mungkin mengalami mimisan saat tidur. Jika Anda berbaring di tempat tidur, Anda mungkin merasakan cairan di bagian belakang tenggorokan sebelum darah keluar dari hidung.
Selama kehamilan, mimisan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
-Peningkatan aliran darah ke saluran hidung
-Infeksi sinus atau alergi
-Penggunaan semprotan hidung secara berlebihan
-Riwayat operasi sinus atau hipofisis
-Kondisi medis tertentu, seperti hipertensi, gangguan pembekuan darah terkait kehamilan, dan toksemia.
Apakah Mimisan Mempengaruhi Kehamilan?
Meski mimisan saat kehamilan dapat mengganggu aktivitas, sebagian besar dapat diatasi dengan mudah di rumah tanpa pengobatan. Namun, mimisan yang parah dan dengan intensitas tinggi terkadang dapat berdampak buruk pada kehamilan. Kondisi ini juga dapat membuat bayi berisiko mengalami anemia dan juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur.
Jika mimisan tidak berhenti selama beberapa menit atau Anda merasa pusing, segera temui dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ya, Moms.