KASUS pelecehan seksual kembali terjadi di lingkungan pendidikan. Teranyar, guru Seni Budaya di SMK Negeri 56 Jakarta berinisial H (40) diduga melakukan pelecehan seksual terhadap siswinya saat tengah mengajar pelajaran Seni Budaya di dalam kelas. Total, sebanyak 11 orang siswi telah melaporkan aksi pelecehan yang dilakukan oleh H.
“Ada 11 pelapor. (Melakukannya) Di lantai 2 ruang kelas Seni Budaya,” ucap Ngadina saat diwawancarai awak media, di Jakarta pada Selasa (8/10).
Dugaan pelecehan seksual ini akhirnya dapat terungkap usai salah seorang siswi memberanikan diri melaporkan kasus tersebut kepada salah seorang guru pada 3 Oktober 2024 lalu. Usai mendapati laporan tersebut, pihak sekolah langsung menelusuri hal ini.
Baca juga : Kementerian PPPA Tegaskan Pelecehan Merupakan Tindak Pidana
Ngadina mengatakan, saat diinterogasi, H sempat mengakui perbuatan yang dilaporkan para siswinya. Hal itu berakhir pada diberhentikannya terduga sebagai pendidik di sekolah tersebut.
“Sesuai dengan pelaporan dari siswa, itu memegang tangan, memegang bahu, memegang paha, dan mengusap kepala. Sejauh ini, yang diakui memegang tangan memang memegang tangan. Untuk sejauh ini ada yang diakuin, ada yang tidak diinfokan,” imbuhnya.
Ngadina menilai pelaku H telah beberapa kali melakukan perbuatan-perbuatan pelecehan tersebut, khususnya saat sedang mengajar seni budaya kepada para muridnya.
Baca juga : Kisah Nestapa Tahanan Palestina Alami Pelecehan di Penjara Israel
“Sebetulnya kalau sesuai dengan pengakuan itu, melakukannya itu tidak khusus tapi saat misalnya dia sedang mengajarkan memegang angklung. Nah, saat mengajarkan memegang angklung itu, memposisikan tangannya, tangan si anak-anak, dan tangan anak-anak dipegang,” terangnya.
Lebih jauh, H menyebut, saat ini pelaku H telah dinonaktifkan sebagai guru. Hal ini sesuai dengan permintaan para pelapor, sementara para korban telah mendapatkan layanan konseling pemulihan.
“Sebelas orang itu tetap belajar seperti biasa karena dari pertama sudah kami kuatkan mentalnya, kami terapi agar tidak trauma. Dan manakala diperlukan pembimbingan, pendampingan, kami akan selalu dampingi mereka agar trauma tersebut hilang,” tandasnya. (Z-9)