Sebagai salah satu karya sastra Indonesia, penulisan pantun mempunyai kaidah dan aturan tersendiri. Kaidah dan aturan itu meliputi struktur pantun yaitu sampiran dan isi. Sampiran dalam pantun berfungsi sebagai pengantar isi.
Sebagai pengantar, sampiran ini ada di awal atau bagian pertama pantun, yang terdiri dari dua baris, berupa rima.
Sampiran dalam Pantun Berfungsi sebagai Pengantar
Pantun, merupakan puisi asli Indonesia. Terdiri atas dua bagian yaitu Sampiran dan Isi.
Mengutip buku Mengenal Sastra Lama - Jenis, Definisi, Ciri, Sejarah, dan Contoh, Eko Sugiarto (2015:6), sampiran (dua larik pertama) merupakan pengantar menuju isi pantun (dua larik berikutnya).
Dua larik pertama dalam sampiran, hanya memiliki hubungan persamaan bunyi dengan larik ketiga dan keempat (isi pantun), tetapi tidak memiliki hubungan makna.
Isi pantun memang merupakan hal yang sangat penting karena mengandung pesan yang disampaikan oleh si penutur atau penulis pantun. Namun, isi tak akan menarik jika tidak ada sampiran dalam pantun berfungsi sebagai pengantarnya.
Satu hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh calon penulis pantun, atau penulis yang baru pertama kali menulis tentang pantun, sampiran dan isi harus berkaitan dan masuk akal.
Sebelum mencoba menuliskan pantun, berikut ini ciri-ciri pantun sebagai karya sastra asli Indonesia.
Untuk mengetahui sampiran dalam pantun berfungsi sebagai pengantar, berikut ini contoh dari pantun jenaka:
Bagi penulis, terutama yang sudah terbiasa menulis kata-kata bijak bermakna, menulis pantun bisa mengasyikkan.(IJS)