Risiko cedera saat lari bisa dialami oleh siapa saja, termasuk pelari pemula dan profesional. Jenis cederanya pun beragam, bisa mengenai area lengan, otot, tulang kering, pergelangan kaki, dan lain-lain.
Menurut laman WebMD, cedera bisa dirasakan ketika kamu terlalu memaksakan diri ketika berlari. Sebuah studi juga mengungkapkan bahwa sekitar 30% pelari yang terlalu memforsir dirinya untuk latihan kerap mengalami cedera ringan sampai parah ketika berlari.
Contohnya adalah Illiotibial band syndrome (ITBS) yang terjadi ketika pita iliotibial bergesekan dengan tulang pinggul atau lutut. Kondisi ini dapat menyebabkan bengkak dan iritasi. Beberapa kasus juga disertai dengan nyeri lutut lateral yang cukup parah.
Coach Syahrul menjelaskan bahwa cedera yang biasa dialami pelari bisa dihindari dengan berbagai tips. Bagaimana caranya? Y
Cedera yang Biasa Dialami Pelari dan Cara Mengantisipasinya
Muhammad Syahrudin yang akrab disapa Coach Syahrul, menjelaskan bahwa ada beberapa cedera yang biasa dialami pelari, yakni shin splints, plantar fasciitis, dan cedera engkel ringan.
Ketiganya bisa dialami siapa saja, bahkan pelari profesional sekali pun. Menurut Syahrul selaku trail run athlete sekaligus coach lari yang cukup expert, meski cukup serius, cedera tersebut tetap bisa dihindari.
“Bisa dihindari. Caranya dengan melakukan warming up sebelum berlari dan lakukan latihan dengan terstruktur,” katanya kepada kumparan.
Ketika diwawancarai, Syahrul mengaku pernah mengalami cedera serupa. Kala itu, ia mengalami injury ankle spriain yang cukup mengganggu performa larinya.
Untuk mengatasi cedera tersebut, ia pun mengompres area engkel dengan es batu. Lalu, ia pun mengonsultasikan keadaannya kepada fisioterapis untuk pengobatan lebih lanjut.
Enggak cuma shin splints, plantar fasciitis, dan cedera engkel ringan saja, ternyata ada ragam cedera lainnya yang bisa dialami pelari, lho. Apa saja?
Ini bisa disebabkan oleh formasi tubuh yang tidak tepat ketika lari, misalnya terlalu membungkuk atau mendongak. Terkadang, kondisi ini juga disertai cedera di area tubuh lainnya yang saling bersinggungan.
Nyeri lutut bisa disebabkan oleh pergerakan pantela yang tidak tepat. Sehingga, pantela meresponsnya dengan memberikan tegangan di area abduktor pinggul, otot inti, dan paha depan.