PARTISIPASI pria dalam menjadi akseptor KB masih dianggap kurang karena minimnya pilihan metode dan alat kontrasepsi yang tersedia. Persentase vasektomi pun menurun. Berdasarkan Data Statistik Rutin Tahun 2017 - 2021 persentase kesertaan metode operasi pria atau vasektomo di 2017 sebesar 0.16% sedangkan pada tahun 2021 menurun menjadi 0,47%
Namun teknologi kontrasepsi kini telah berkembang pesat salah satunya dengan riset tentang kontrasepsi suntik pada pria.
“Teknologi kontrasepsi telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Inovasi dalam metode kontrasepsi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, tetapi juga menekankan pada keamanan, kenyamanan dan kemudahan penggunaan, serta meminimalisir efek samping,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Sundoyo dalam keterangan resmi, Kamis (14/10).
BKKBN akan terus menjalin komunikasi dengan BPJS agar Metode Operasi Pria (MOP)/ vasektomi dapat masuk ke dalam manfaat JKN untuk meningkatkan partisipasi KB Pria.
“Sekarang yang menjadi persoalan saat ini adalah kalau MOP menjadi pilihan dan tidak ada indikasi medis ini masih belum bisa diklaim dan dibayar oleh JKN. Maka ini harus jadi perhatian kita bersama ini harus menjadi tugas kita bersama bagaimana agar kontrasepsi pilihan pria ini juga bagian dari manfaat JKN. Jika seperti itu maka nanti akan ada peningkatan terhadap metode vasektomi yang dipilih oleh pria,” bebernya.
Ia pun menyadari bahwa pilihan kontrasepsi pria di Indonesia yang tersedia masih terbatas pada Metode Operasi Pria (Vasektomi) dan kondom. (H-2)