MUSEUM Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) akan memboyong delapan artefak peradaban Islam ke pameran internasional Islamic Arts Biennale di Jeddah Arab Saudi. Berlangsung 25 Januari – 25 Mei 2025, pameran itu tepatnya akan digelar di terminal haji barat Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah.
Pameran yang bertemakan ‘The Art of Number’ merupakan Biennale edisi kedua yang didedikasikan untuk peradaban Islam. “Pameran ini sekaligus untuk menyambut jamaah umroh, dan haji karena itu dilaksanakan di Bandara Jeddah,” kata Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam kepada Media Indonesia Rabu (16/10)
Kedelapan artefak peradaban Islam yang akan dipamerkan Museum Negeri NTB berasal dari Pulau Lombok dan Sumbawa. Benda-benda itu adalah Cipo Cila, Tajul Muluk, Keris Togogan, Keris Gerantim, Kere Alang, Tembe Songke (kain), dan Pekinangan (perangkat makan dan minum).
“Delapan benda itu merepresentasikan masyarakat yang ada di NTB, Sasak, Sumbawa, dan Bima,” kata Nuralam.
Pameran Islamic Arts Biennale tersebut merupakan kali kedua, setelah sebelumnya diadakan pada 2023. Kala itu Indonesia belum ikut serta. Sementara, tahun depan total peserta mencapai 30 institusi dari 20 negara. Selain Museum Negeri NTB, dua institusi lain yang menjadi wakil Indonesia adalah Museum Sonobudoyo (Yogyakarta), dan Perpustakaan nasional (Jakarta).
Nuralam mengatakan, Museum NTB mewakili Islam pesisir atau di luar Jawa, ini menunjukkan bahwa Islam itu tidak hanya mono, hanya berasal dari tradisi Arab saja, “Nah ternyata dari 20 negara itu bisa menunjukkan betapa multikulturnya peradaban Islam,” katanya.
Dia mengatakan, partisipasi Museum Negeri NTB dalam Islamic Arts Biennale ini tidak semata menunjukkan keindahan seni dan artefak Islam dari NTB, tetapi juga merupakan wujud diplomasi budaya. Keikutsertaan itu akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Islam terbesar di dunia yang memiliki kekayaan seni dan budaya Islam yang sangat beragam. (M-1)