Harga komoditas kompak anjlok pada penutupan perdagangan Selasa (4/2). Harga minyak mentah turun di tengah drama tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China. Gejolak harga minyak global tersebut juga terjadi usai Presiden AS Donald Trump memulihkan kampanye tekanan maksimum terhadap Iran, dalam upaya untuk mendorong ekspor minyak Iran ke nol.
Trump menandatangani memorandum presiden sebelum pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memerintahkan Menteri Keuangan AS untuk mengenakan tekanan ekonomi maksimum terhadap Iran, termasuk sanksi dan mekanisme penegakan hukum.
Mengutip Reuters, minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 46 sen atau 0,63 persen menjadi USD 72,70 per barel. Patokan global minyak mentah Brent berjangka ditutup naik 24 sen atau 0,32 persen menjadi USD 76,20.
Harga batu bara turun pada penutupan perdagangan Selasa. Menurut bursa ICE Newcastle (Australia), harga batu bara kontrak pengiriman Maret 2025 turun 3,30 persen menjadi USD 115,50 per ton.
Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) terpantau turun pada penutupan perdagangan Selasa. Menurut Trading Economics, harga CPO turun 1,58 persen menjadi MYR 4.304 per ton.
Mengutip Trading Economics, harga minyak sawit berjangka Malaysia memperpanjang momentum bullish ke MYR 4.400 per ton pada bulan Februari. Angka tersebut tertinggi dalam tiga minggu, karena dampak dari peraturan baru yang berkembang di produsen utama Indonesia dan pembatasan perdagangan dari Tiongkok mengimbangi tekanan dari harga yang lebih rendah untuk minyak nabati pesaing.
Pemerintah Indonesia memperketat peraturan tentang izin budidaya kelapa sawit untuk membantu petani kecil lokal, tetapi mempertaruhkan produksi yang lebih rendah dari produsen utama. Sementara itu, ancaman tarif pembalasan dari Tiongkok pada barang-barang energi AS, terutama LNG, meningkatkan prospek permintaan untuk alternatif biodiesel dan mendukung patokan minyak sawit.
Di sisi lain, biaya yang lebih rendah untuk minyak kedelai mendorong konsumen utama India untuk mengalokasikan persediaan bahan baku untuk alternatif minyak sawit, mendorong impor anjlok sebesar 46 persen dari bulan sebelumnya ke level terendah 14 tahun sebesar 272.000 ton pada bulan Januari.
Harga nikel terpantau turun pada penutupan perdagangan Selasa. Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) turun 0,01 persen menjadi USD 15.208 per ton.
Harga timah juga terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Selasa. Harga timah berdasarkan LME turun 0,59 persen dan menetap di USD 29.924 per ton.